Keluarga Besar Veteran ‘Gull Force’ Tetap Kompak Dengan Masyarakat di Ambon ManiseTweet

01 Gull Force Ambon 2014
AMBON - Telah diketahui tentara Australia ikut mencoba melawan datangnya pasukan Jepang di pulau-pulau Indonesia pada saat Perang Dunia Kedua memecah di kawasan Pasifik.  Pada kala itu, dikarenakan keadaan yang sangat sulit, baik serdadu Australia maupun rakyat Indonesia mengalami derita untuk bertahan hidup.  Di Ambon, khususnya, dalam upaya untuk mempertahankan pulau Ambon, rakyat setempat berusaha untuk membantu prajurit Australia yang telah jatuh ditangan tentara Jepang.  Walaupun rakyat di Ambon mengalami kekurangan pangan, mereka rela untuk berdagangan secara tertutup dengan tahanan perang Australia yang notabene dianggap sebagai budak-budak tentara Jepang.  Hampir dua per tiga tahanan Australia meninggal dalam tahanan Jepang di Ambon.  Walau jumlah tersebut dianggap banyak, tanpa adanya bantuan dari rakyat Ambon mungkin sejarah akan mencatat jumlah yang lebih banyak lagi. 

Ketika tentara Jepang datang untuk menyerang Ambon, terdapat 1,131 tentara Australia yang berada di pulau tersebut.  Dengan nama sandi ‘Gull Force’, satuan Australia tersebut ditugaskan untuk mempertahankan pulau terpencil itu tanpa adanya bantuan pesawat perang maupun meriam besar.  Dengan jumlah tentara yang kecil, tugas tersebut dianggap terlalu besar. 

Pada 30 Januari 1942, tentara Jepang menyerbu Pulau Ambon.  Usai pertempuran, sisa tentara Australia dan Belanda menyerahkan diri pada Jepang.  Selama lebih dari tiga setengah tahun, mereka menjadi tahanan perang militer Jepang.  Tidak terdapat cukup makanan ataupun obat untuk tahanan Australia pada kamp-kamp tahanan perang Jepang.  Akan tetapi, tentara Australia banyak ditolong oleh rakyat Ambon yang memberi makanan kepada mereka.  Tentara Australia pun bertahan hidup hingga Perang Dunia telah berakhir dan kembali ke Australia pada 10 September 1945 menggunakan kapal perang Australia. Bantuan rakyat Ambon tersebut dikenang sepanjang masa sejarah Australia. 

Mantan tentara Australia yang pernah berjuang di Ambon kembali mengunjungi pulau tersebut untuk pertama kalinya tahun 1967 guna menghormati teman seperjuangan yang gugur di medan perang Ambon.  Para veteran tidak yakin saat itu akan reaksi dan perasaan rakyat Ambon terhadap mereka karena waktu yang cukup lama tidak berjumpa.  Saat bertemu kembali, rakyat Ambon malah masih ingat, menyambut para veteran tamu dengan hangat.  

02 Gull Force Ambon 2014

Tentara Australia yang diselamatkan oleh rakyat Ambon ingin membalas budi kepada rakyat Ambon dengan kembali mengunjungi Ambon membawa perlengkapan obat-obatan, pakaian, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan utama lainnya.  Setiap tahun para veteran beserta keluarga berkunjung ke Ambon untuk menghormati teman yang gugur disana serta memberi bantuan kepada rakyat Ambon. Mereka telah membentuk Asosiasi ‘Gull Force’ (http://www.gullforce.org.au/index.html) sebagai lembaga untuk mengenang perjuangan pahlawan-pahlawan Australia yang gugur di Ambon. Serta membantu keluarga-keluarga para korban.  Selama bertahun-tahun, Asosiasi Gull Force dan rakyat Ambon bertemu dan hubungan yang mereka miliki makin terasa kuat selayaknya keluarga sendiri.   

04 Gull Force Ambon 2014

Setelah beberapa tahun berlalu, para veteran kini tidak ada yang cukup kuat untuk mengunjungi Ambon namun keluarga dan para pengurus mereka ingin terus membantu rakyat Ambon.  Awal September tahun ini, mereka kembali mengunjungi makam pahlawan Australia, sekolah dan rumah sakit di Ambon.  Rombongan tersebut yang dipimpin oleh Bapak Des O’Brian mengatakan “Kami ingin terus merasa dekat dengan rakyat Ambon karena mereka telah membantu orangtua kami dan sebagai tanda untuk membalas budi mereka maka kami ingin membantu mereka sebagai ucapan terima kasih kami”.  Nampak pada Acara Peringatan tahun ini adalah Atase Laut Australia, Kolonel Laut Katja Bizilj yang turut menaruh rangkaian bunga diatas makam pahlawan sebagai tanda kehormatan kepada pahlawan Australia yang gugur di Ambon. 

Pertemuan sahabat yang dimulai pada masa perjuangan antar tentara Australia dan rakyat Ambon kian terus berkembang menjadi kenangan pengorbanan, untuk terus mengenang masa tersebut, rombongan tersebut berkomitmen untuk terus memberikan bantuan kepada rakayat setempat sebagai tanda persahabatan yang abadi.  Kini, kota Darwin asal para tentara Australia dan kota Ambon di Indonesia memiliki hubungan yang kuat yang menyebutkan dirinya sebagai “sister cities” – kota bersaudara. 

06 Gull Force Ambon 2014

Sepuluh tahun yang lalu, Ambon memiliki konflik agama namun kini ketika rombongan tersebut menyanyikan lagu rohani gereja di makam pahlawan Persemakmuran Inngeris (British Commonwealth) yang letaknya tidak jauh dari sebuah masjid, mereka menyaksikan bahwa pulau Ambon yang dicintainya telah bangkit dari masa suram dan bersatu menghadapi masa depan bersama.  Kepala Panitia Pengurus Kunjungan, Ibu Sue Head menyampaikan “Kami telah berteman lama dengan rakyat Ambon dan kami merasa bangga memiliki kesempatan untuk kenal dengan rakyat Ambon yang begitu hebat”. 

08 Gull Force Ambon 2014

Jika anggota IKAHAN berencana untuk mengunjungi Ambon, Anda dapat berkunjung pada waktu yang bersamaan dengan rombongan Gull Force yaitu pada awal September atau pada ‘Hari Anzac’, 25 April setiap tahunnya agar dapat menghadiri upacara Anzac bersama kawan-kawan Kodam Pattimura dan Polda setempat.